RIP (Routing Information Protocol)
Routing Information Protocol (RIP) adalah sebuah
protokol routing dinamis yang digunakan dalam jaringan LAN (Local Area Network)
dan WAN (Wide Area Network). Oleh karena itu protokol ini diklasifikasikan
sebagai Interior Gateway Protocol (IGP). Protokol ini menggunakan
algoritma Distance-Vector Routing. Pertama kali didefinisikan dalam RFC
1058 (1988). Protokol ini telah dikembangkan beberapa kali, sehingga
terciptalah RIP Versi 2 (RFC 2453). Kedua versi ini masih digunakan sampai
sekarang, meskipun begitu secara teknis mereka telah dianggap usang oleh
teknik-teknik yang lebih maju, seperti Open Shortest Path
First (OSPF) dan protokol OSI IS-IS. RIP juga telah diadaptasi untuk
digunakan dalam jaringan IPv6, yang dikenal sebagai standar RIPng (RIP Next
Generation/ RIP generasi berikutnya), yang diterbitkan dalam RFC 2080 (1997).
Cara Kerja RIP
1. Host mendengar pada alamat broadcast jika ada update routing
dari gateway.
2. Host akan memeriksa terlebih dahulu routing table lokal jika
menerima update routing .
3. Jika rute belum ada, informasi segera dimasukkan ke routing
table .
4. Jika rute sudah ada, metric yang terkecil akan diambil
sebagai acuan.
5. Rute melalui suatu gateway akan dihapus jika tidak ada
update dari gateway tersebut dalam waktu tertentu
6. Khusus untuk gateway, RIP akan mengirimkan update routing
pada alamat broadcast di setiap network yang terhubung
Karakteristik dari RIP
1. Distance vector routing protocol
2. Hop count sebagi metric untuk memilih rute
3. Maximum hop count 15, hop ke 16 dianggap unreachable
4. Secara default routing update 30 detik sekali
5. RIPv1 (classfull routing protocol) tidak mengirimkan subnet mask pada update
6. RIPv2 (classless routing protocol) mengirimkan subnet mask pada update
1. Distance vector routing protocol
2. Hop count sebagi metric untuk memilih rute
3. Maximum hop count 15, hop ke 16 dianggap unreachable
4. Secara default routing update 30 detik sekali
5. RIPv1 (classfull routing protocol) tidak mengirimkan subnet mask pada update
6. RIPv2 (classless routing protocol) mengirimkan subnet mask pada update
Kelebihan dan Kekurangan
1. Kelebihan
RIP menggunakan metode Triggered
Update. RIP memiliki timer untuk mengetahui
kapan router harus kembali memberikan
informasi routing. Jika terjadi perubahan pada jaringan, sementara
timer belum habis, router tetap harus mengirimkan informasi
routing karena dipicu oleh perubahan
tersebut (triggered update). Mengatur routing
menggunakan RIP tidak rumit dan memberikan
hasil yang cukup dapat diterima, terlebih jika jarang terjadi kegagalan
link jaringan
2. Kekurangan
Dalam
implementasi RIP memang mudah untuk digunakan, namun RIP mempunyai masalah
serius pada Autonomous System yang besar, yaitu :
1. Terbatasnya diameter network, Telah disebutkan sedikit
di atas bahwa RIP hanya bisa menerima metrik sampai 15. Lebih dari itu tujuan
dianggap tidak terjangkau. Hal ini bisa menjadi masalah pada network yang
besar.
2. Konvergensi
yang lambat, Untuk menghapus entry tabel routing yang bermasalah,
RIP mempunyai metode yang tidak efesien. Seperti pada contoh skema network di
atas, misalkan subnet 10 bernilai 1 hop dari router 2 dan bernilai 2 hop dari
router 3. Ini pada kondisi bagus, namun apabila router 1 crash, maka subnet 3
akan dihapus dari table routing kepunyaan router 2 sampai batas waktu 180
detik. Sementara itu, router 3 belum mengetahui bahwa subnet 3 tidak
terjangkau, ia masih mempunyai table routing yang lama yang menyatakan subnet 3
sejauh 2 hop (yang melalui router 2). Waktu subnet 3 dihapus dari router 2,
router 3 memberikan informasi ini kepada router 2 dan router 2 melihat bahwa
subnet 3 bisa dijangkau lewat router 3 dengan 3 hop ( 2 + 1 ). Karena ini
adalah routing baru maka ia akan memasukkannya ke dalam KRT. Berikutnya, router
2 akan mengupdate routing table dan memberikannya kepada router 3 bahwa subnet
3 bernilai 3 hop. Router 3 menerima dan menambahkan 1 hop lagi menjadi 4. Lalu
tabel routing diupdate lagi dan router 2 meneriman informasi jalan menuju
subnet 3 menjadi 5 hop. Demikian seterusAnya sampai nilainya lebih dari 30.
Routing atas terus menerus looping sampai nilainya lebih dari 30 hop.
3. Tidak bisa membedakan network masking lebih dari
/24, RIP membaca IP address berdasarkan kepada kelas A, B dan C. Seperti
kita ketahui bahwa kelas C mempunyai masking 24 bit. Dan masking ini masih bias
diperpanjang menjadi 25 bit, 26 bit dan seterusnya. RIP tidak dapat membacanya
bila lebih dari 24 bit. Ini adalah masalah besar, mengingat masking yang lebih
dari 24 bit banyak dipakai. Hal ini sudah dapat di atasi pada RIPv2.
Jumlah host Terbatas.
1. RIP tidak memiliki informasi
tentang subnet setiap route.
2. RIP tidak mendukung Variable
Length Subnet Masking (VLSM), Ketika pertama kali
dijalankan hanya mengetahui cara routing ke dirinya sendiri (informasi lokal)
dan tidak mengetahui topologi jaringan tempatnya berada
Versi
Ada tiga versi dari Routing
Information Protocol: RIPv1, RIPv2, dan RIPng.
1. RIP versi 1
Spesifikasi
asli RIP, didefinisikan dalam RFC 1058, classful menggunakan routing. Update
routing periodik tidak membawa informasi subnet, kurang dukungan untuk Variable
Length Subnet Mask (VLSM). Keterbatasan ini tidak memungkinkan untuk memiliki
subnet berukuran berbeda dalam kelas jaringan yang sama. Dengan kata lain,
semua subnet dalam kelas jaringan harus memiliki ukuran yang sama. Juga tidak
ada dukungan untuk router otentikasi, membuat RIP rentan terhadap berbagai
serangan.
2. RIP versi 2
Karena
kekurangan RIP asli spesifikasi, RIP versi 2 (RIPv2) dikembangkan pada tahun
1993 dan standar terakhir pada tahun 1998. Ini termasuk kemampuan untuk membawa
informasi subnet, sehingga mendukung Classless Inter-Domain Routing (CIDR).
Untuk menjaga kompatibilitas, maka batas hop dari 15 tetap. RIPv2 memiliki
fasilitas untuk sepenuhnya beroperasi dengan spesifikasi awal jika semua
protokol Harus Nol bidang dalam pesan RIPv1 benar ditentukan. Selain itu,
aktifkan kompatibilitas fitur memungkinkan interoperabilitas halus penyesuaian.
3. RIPng
RIPng
(RIP Next Generation / RIP generasi berikutnya), yang didefinisikan
dalam RFC 2080, adalah perluasan dari RIPv2 untuk mendukung IPv6, generasi
Internet Protocol berikutnya. Perbedaan utama antara RIPv2 dan RIPng adalah:
1. Dukungan dari jaringan IPv6.
2. RIPv2 mendukung otentikasi RIPv1, sedangkan RIPng tidak.
IPv6 router itu, pada saat itu, seharusnya menggunakan IP Security (IPsec)
untuk otentikasi.
3. RIPv2 memungkinkan pemberian beragam tag untuk rute ,
sedangkan RIPng tidak;
4. RIPv2 meng-encode hop berikutnya (next-hop) ke
setiap entry route, RIPng membutuhkan penyandian (encoding) tertentu dari
hop berikutnya untuk satu set entry route.
Batasan:
1. Hop count tidak dapat melebihi 15, dalam kasus jika melebihi
akan dianggap tidak sah. Hop tak hingga direpresentasikan dengan angka 16.
2. Sebagian besar jaringan RIP datar. Tidak ada konsep wilayah
atau batas-batas dalam jaringan RIP.
3. Variabel Length Subnet Masks tidak didukung oleh RIP IPv4
versi 1 (RIPv1).
4. RIP memiliki konvergensi lambat dan menghitung sampai tak
terhingga masalah.
IGRP (Interior Gateway Routing Protocol)
IGRP (Interior Gateway Routing Protocol) adalah protocol distance vector yang
diciptakan oleh perusahaan Cisco untuk mengatasi kekurangan RIP. Jumlah hop
maksimum menjadi 255 dan sebagai metric, IGRP menggunakan Bandwidth,
MTU, Delay Dan Load. IGRP adalah protocol routing yang
menggunakan Autonomous System (AS) yang dapat menentukan
routing berdasarkan system, interior atau exterior. Administrative
distance untuk IGRP adalah 100
IGRP merupakan suatu
penjaluran jarak antara vektor protokol, bahwa masing-masing penjaluran
bertugas untuk mengirimkan semua atau sebagian dari isi table penjaluran dalam
penjaluran pesan untuk memperbaharui pada waktu tertentu untuk masing-masing
penjaluran.
Penjaluran memilih alur yang terbaik antara sumber dan tujuan. Untuk menyediakan fleksibilitas tambahan, IGRPmengijinkan untuk melakukan penjaluran multipath. Bentuk garis equal bandwidth dapat menjalankan arus lalu lintas dalam round robin, dengan melakukan peralihan secara otomatis kepada garis kedua jika sampai garis kesatu turun.
Penjaluran memilih alur yang terbaik antara sumber dan tujuan. Untuk menyediakan fleksibilitas tambahan, IGRPmengijinkan untuk melakukan penjaluran multipath. Bentuk garis equal bandwidth dapat menjalankan arus lalu lintas dalam round robin, dengan melakukan peralihan secara otomatis kepada garis kedua jika sampai garis kesatu turun.
Isi
dari informasi routing adalah:
·
Identifikasi tujuan baru,
·
Mempelajari apabila terjadi
kegagalan.
IGRP
mengirimkan update routing setiap interval 90 detik. Update ini advertise semua
jaringan dalam AS. Kunci desain jaringan IGRP adalah:
·
Secara otomatis dapat menangani
topologi yang komplek
·
Kemampuan ke segmen dengan bandwidth
dan delay yang berbeda
·
Skalabilitas, untuk fungsi jaringan
yang besar
Secara
default, IGRP menggunakan bandwidth dan delay sebagai
metric. Untuk konfigurasi tambahan, IGRP dapat dikonfigurasi menggunakan
kombinasi semua varibel atau yang disebut dengan Composite Metric.
Variabel-variabel itu misalnya: bandwidth, delay, load,
reliability
Operasi
IGRP
Masing-masing
penjaluran secara rutin mengirimkan masing-masing jaringan lokal kepada suatu
pesan yang berisi salinan tabel penjaluran dari tabel lainnya. Pesan ini berisi
tentang biaya-biaya dan jaringan yang akan dicapai untuk menjangkau
masing-masing jaringan tersebut. Penerima pesan penjaluran dapat menjangkau
semua jaringan didalam pesan sepanjang penjaluran yang bisa digunakan untuk
mengirimkan pesan.
Tujuan dari IGRP
·
Penjaluran stabil dijaringan
kompleks sangat besar dan tidaka ada pengulangan penjaluran.
·
Overhead rendah, IGRP sendiri tidak
menggunakan bandwidth yang diperlukan untuk tugasnya.
·
Pemisahan lalu lintas antar beberapa
rute paralel.
·
Kemampuan untuk menangani berbagai
jenis layanan dengan informasi tunggal.
·
Mempertimbangkan menghitung laju
kesalahan dan tingkat lalu lintas pada alur yang berbeda.
·
Penjaluran stabil
dijaringan kompleks sangat besar dan tidaka ada pengulangan penjaluran
·
Overhead rendah,
IGRP sendiri tidak menggunakan bandwidth yang diperlukan untuk tugasnya
Perubahan
IGRP
Kemudian
setelah melalui proses pembaharuan IGRP kemudian menjadi EIGRP (Enhanced IGRP),
persamaannya adalah IGRP dan EIGRP sama-sama kompatibel dan antara
router-router yang menjalankan EIGRP dan IGRP dengan autonomous system yang
sama akan langsung otomatis terdistribusi. Selain itu EIGRP juga akan
memberikan tagging external route untuk setiap route yang berasal dari:
·
Routing protocol non EIGRP.
·
Routing protocol IGRP dengan AS
number yang sama.
Kekurangan
dan kelebihan IGRP:
1.
IGRP tidak meningkatkan fitur konvergensi dan efesien pengopersaian sinyal
2.
IGRP dan EIGRP saling kompatibel memberikan interoperability tanpa batas dengan
router IGRP
3.
IGRP tidak mendukung multiprotocol
4.
IGRP mempunyai hop count sampai 255
5. IGRP menggunakan metrik yang
panjangnya 32 bit
Open
Shortest Path First (OSPF)
Open Shortest Path First (OSPF) adalah sebuah protokol routing otomatis (Dynamic Routing)
yang mampu menjaga, mengatur dan mendistribusikan informasi routing antar
network mengikuti setiap perubahan jaringan secara dinamis. Pada OSPF dikenal
sebuah istilah Autonomus System (AS) yaitu sebuah gabungan
dari beberapa jaringan yang sifatnya routing dan memiliki kesamaan metode serta
policy pengaturan network, yang semuanya dapat dikendalikan oleh network
administrator. Dan memang kebanyakan fitur ini diguakan untuk management dalam
skala jaringan yang sangat besar. Oleh karena itu untuk mempermudah penambahan
informasi routing dan meminimalisir kesalahan distribusi informasi routing,
maka OSPF bisa menjadi sebuah solusi.
OSPF termasuk di dalam kategori IGP
(Interior Gateway Protocol) yang memiliki kemapuan Link-State dan
Alogaritma Djikstra yang jauh lebih efisien dibandingkan protokol IGP yang
lain. Dalam operasinya OSPF menggunakan protokol sendiri yaitu protokol 89.
Cara Kerja OSPF
Berikut adalah sedikit gambaran mengenai
prinsip kerja dari OSPF:
- Setiap router membuat Link
State Packet (LSP)
- Kemudian LSP didistribusikan ke
semua neighbour menggunakan Link State Advertisement (LSA) type 1 dan
menentukan DR dan BDR dalam 1 Area.
- Masing-masing router menghitung
jalur terpendek (Shortest Path) ke semua
neighbour berdasarkan cost routing.
- Jika ada perbedaan atau
perubahan tabel routing, router akan mengirimkan LSP ke DR dan BDR
melalui alamat multicast 224.0.0.6
- LSP akan didistribusikan oleh
DR ke router neighbour lain dalam 1 area sehingga semua router neighbour
akan melakukan perhitungan ulang jalur terpendek.
Konfigurasi OSPF - Backbone Area
OPSF merupakan protokol routing yang
menggunakan konsep hirarki routing, dengan kata lain OSPF mampu membagi-bagi
jaringan menjadi beberpa tingkatan. Tingakatan-tingkatan ini diwujudkan dengan
menggunakan sistem pengelompokan yaitu area.
OSPF memiliki beberapa tipe area
diantaranya:
- Bakcbone - Area 0 (Area ID
0.0.0.0) -> Bertanggung jawab
mendistribusikan informasi routing antara non-backbone area. Semua
sub-Area HARUS terhubung dengan backbone secara logikal.
- Standart/Default Area -> Merupakan sub-Area dari Area 0. Area ini menerima
LSA intra-area dan inter-area dar ABR yang terhubung dengan area 0
(Backbone area).
- Stub Area -> Area yang paling "ujung". Area
ini tidak menerima advertise external route (digantikan default area).
- Not So Stubby Area -> Stub Area yang tidak menerima external
route (digantikan default route) dari area lain tetapi masih bisa
mendapatkan external route dari router yang masih dalam 1 area.
Kelebihan
OSPF (Open Shortest Path First)
OSPF
memiliki kelebihan berikut apabila dibandingkan dengan protokol routing lainnya
:
·
Mendukung
penggunaan beberapa metrik sekaligus.
·
Tidak
menghasilkan routing loop.
·
Membagi
jaringan yang besar kedalam beberapa area.
·
Dapat
menghasilkan banyak jalur ke suatu tujuan tertentu. (banyak pilihan jalur)
·
Waktu
yang dibutuhkan untuk mencapai satu titik pertemuan lebih cepat.
Kekurangan
OSPF (Open Shortest Path First)
Dari 5 kelebihannya,
OSPF memiliki dua kekurangan berikut :
·
Butuh
basis data yang besar.
·
Cenderung
lebih rumit untuk mengimplementasikannya.
EIGRP (Enhanced Interior Gateway Routing Protocol) merupakan hasil pengembangan dari
routing ptotokol pendahulunya yaitu IGRP yang keduanya adalah routing
pengembangan dari CISCO. Pengembangan itu dihasilkan oleh perubahan dan
bermacam-macam tuntutan dalam jaringan Skala jaringan yang besar. EIGRP
menggabungkan kemampuan dari Link-State Protokol dan Distance
Vector Protokol, terlebih lagi EIGRP memuat beberapa protocol penting yang
secara baik meningkatkan efisiensi penggunaannya ke routing protocol lain.
EIGRP (Enhanced Interior Gateway Routing Protocol) adalah routing protocol yang hanya di adopsi oleh
router cisco atau sering disebut sebagai proprietary protocol pada CISCO.
Dimana EIGRP ini hanya bisa digunakan sesama router CISCO saja dan routing ini
tidak didukung dalam jenis router yang lain.
EIGRP sering disebut juga Hybrid-Distance-Vector
Routing Protocol, karena cara kerjanya menggunkan dua tipe routing
protocol, yaitu Distance vector protocol dan Link-State
protocol, Dalam pengertian bahwa routing EIGRP sebenarnya merupakan distance
vector protocol tetapi prinsip kerjanya menggunakan links-states protocol.sehingga
EIGRP disebuat sebagai hybrid-distance-vector,mengapa dikatakan demikian karena
prinsip kerjanya sama dengan links-states protocol yaitu mengirimkan semacam
hello packet.
Perbandingan antar IGRP dan EIGRP di bagi menjadi beberapa kategori :
Kategori
|
IGRP
|
EIGRP
|
Compability Mode
|
Tidak mendukung multi protokol
|
Mendukung multiprotokol
|
Metric Calculation
|
Perhitungan dengan metrik paling
efisien menuju ke network tujuan
|
Perhitungan dengan metrik paling
efisien menuju ke network tujuan
|
HopCount
|
maksimal 255
|
maksimal 224
|
Automatic Protocol Redistribution
|
Tidak mendistribusikan secara otomatis
|
mendistribusikan secara otomatis
ke routing protokol yang lain
|
Routing Tagging
|
Tidak ada
|
Ada, route tagging yang berfungsi
untuk mengecek external routing ,sehingga EIGRP akan mengetahui routing
protocol yang digunakan oleh router tetangganya
|
Fitur-ftur EIGRP
Mendukung
IP, IPX, dan AppleTalk melalui modul-modul yang bersifat protocol dependent
Pencarian
network tetangga yang dilakukan dengan efisien
Komunikasi
melalui Reliable Transport Protocol (RTP)
Pemilihan
jalur terbaik melalui Diffusing update Algoritma (DUAL)
Algoritma
EIGRP
EIGRP memiliki sistem pembangunan routing protocol dengan
membuat sebuah algoritma yang dikenal dengan nama DUAL. Dual
digunkan untuk mengkalkulasi dan membangun sebuah routing table.DUAL digunakan
untuk memastikan sebuah jalur untuk sebuah network dan menyediakan sebuah
loopless routing environment.agar membantu mengirimkan sebuah packet ke sebuah
jaringan, DUAL mengirimkan sebuah packet query kepada network yang
berseberangan denganya maupun router yang terkoneksi langsung dengan dia.
Selama
mengirimkan query packet ,setiap router akan melanjutkan untuk meneruskan query
packet tersebut sampai sebuah router akan mengirimkan sebuah replay packet
sebagai informasi bagaimana caranya untuk menuju ke sebuah jaringan tertentu.
Ketika replay paket telah diterima oleh router yang mengirimkan query packet
,DUAL akan mengkalkulasi dan menentukan router yang mana yang akan menjadi
Successor dan router yang mana yang akan menjadi feasible successor.
Successor
akan menjadi jalur yang utama,dan jalur yang terdekat,yang paling efissien yang
untuk menuju kesebuah network yang dapat di jangkau oleh DUAL.Jalur successor
router dikalkulasikan dengan menggunakan Delay,bandwidth,dan factor-faktor yang
lain.sedangkan feasible successor adalah jalur backup atau jalur cadangan yang
akan digunakan ketika router tidak memilih jalur successornya.dan tidak
digharuskan sebuah router yang menggunkan protocol EIGRP menentukan feasible
successor.
Ketika successor atupun feasible successor jatuh,Maka DUAL kan mengirimkan kembali query packet ke masing-masing router dan meletkakn jalur yang telah ia pelajri dari pengiriman query paket akan disimpan dalam sebuah routing table.
DUAL
memungkinkan router EIGRP untuk menentukan apakah jalur yang diberikan oleh
router tetangga looped atau free-loop dan mengizinkan router yang menggunakan
protocol EIGRP untuk menemukan jalur alternatif tanpa harus menunggu update
dari router lain.
Struktur Data EIGRP
EIGRP
menggunakan beberapa tipe packet :
Hello
packet dikirim secara multicast ke IP
Address 224.0.0.10. EIGRP akan mengirimkan hello packet untuk mengetahui apakah
router-router tetangganya masih hidup ataukah dalam keadaan mati Pengiriman
hello packet tersebut bersifat simultant, dalam hello packet tersebut mempunyai
hold time, bila dalam jangka waktu hold time router tetangga tidak membalas
hello paket tadi maka router tersebut akan dianggap dalam keadaan mati.
Biasanya hold time itu 3x waktunya hello packet, hello packet defaultnya 15
second. Lalu DUAL akan meng-kalkulasi ulang untuk pathnya dan tidak memerlukan.
Update
packets digunakan untuk menyampaikan
tujuan yang dapat dijangkau oleh router. Ketika sebuah router baru ditemukan
Update packets dikirim secara unicast sehingga router dapat membangun topologi
table.dalam kasus lain, Update packets dikirim secara multicast untuk perubahan
link-cost.
Acknowledgement Packet adalah Hello packet yang tidak
berisikan data, packet Acknowledgement memuat non zero acknowledgement number
dan selalu dikirimkan dengan mengunakan unicast address, acknowledgement
merupakan sebuah pemberitahuan bahwa paket datanya telah diterima.
query
packets adalah sebuah request atau
permintaan yang dilakukan secara multicast yang akan meminta sebuah route.
Selama mengirimkan query packet ,setiap router akan melanjutkan untuk
meneruskan query packet tersebut sampai sebuah router akan mengirimkan sebuah
replay packet sebagai informasi bagaimana caranya untuk menuju ke sebuah
jaringan tertentu.
reply
packets dikirim apabila router tujuan
tidak memiliki feasible successors. Reply packets dikirim untuk merespon Query
packet yang menginstrusikan bahwa router pengirim tidak memperhitunghkan ulang
jalurnya karena feasible successors masih tetap ada. Reply packets adalah
packet unicast yang dikirim ke router yang mengirimkan Query packet.
Teknologi
EIGRP
Untuk
menyediakan proses routing yang handal EIGRP menggunakan 4 teknologi yang
dikombinasikan dan membedakannya dengan routing protocol yang lain.
1.
Neighbor
discovery/recovery, Mekanisme neighbor
discovery/recovery mengijinkan router secara dinamis mempelajari router lain
yang secara langsung terhubung ke jaringan mereka. Routers juga harus
mengetahui ketika router tetangganya tidak dapat lagi dijangkau. Proses ini
dicapai dengan low-overhead yang secara periodik mengirimkan hello packet yang
kecil. Selama router menerima Hello packet dari router tetangga, router
tersebut menganggap bahwa router tetangga tersebut masih berfungsi. Dan
keduanya masih bisa melakukan pertukaran informasi.
2.
Reliable
Tansport Protocol (RTP) bertanggung
jawab untuk menjamin pengiriman dan penerimaan packet EIGRP ke semua router.
RTP juga mendukung perpaduan pengiriman packet secara unicast ataupun
multicast. Untuk efisiensi hanya beberapa packet EIGRP yang dikirimkan. Pada
jaringan multi access yang mempunyai kemampuan untuk mengirimkan packet secara
multicast seperti Ethernet, tidak perlu mengirimkan Hello packet ke semua
router tetangga secara individu. Untuk alasan tersebut, EIGRP mengirimkan
single multicast hello packet yang berisi sebuah indicator yang
menginformasikan si penerima bahwa packet tidak perlu dibalas. Tipe packet yang
lain seperti update packet mengindikasikan bahwa balasan terhadap packet
tersebut diperlukan. RTP memuat sebuah ketentuan untuk mengirimkan packet
multicast secara cepat ketika balasan terhadap packet sedang ditunda, yang
membantu memastikan sisa waktu untuk convergence rendah didalam keberadaan
bermacam-macam kecepatan links.
3.
DUAL
finite-state machine menaruh keputusan proses untuk
semua perhitungan jalur dengan mengikuti semua jalur yang telah dinyatakan oleh
semua router tetangga. DUAL menggunakan informasi tentang jarak untuk memilih
jalur yang efisien, jalur loop-free dan memilih jalur untuk penempatan di dalam
tabel routing berdasarkan successors yang telah dibuat oleh DUAL, successor
adalah router yang berdekatan yang digunakan untuk meneruskan packet yang
mempunyai nilai cost paling sedikit dengan router tujuan dan dijamin tidak
menjadi bagian dari routing loop. ketika perubahan topologi terjadi, DUAL
mencoba mencari successors. Jika ditemukan, DUAL menggunakannya untuk
menghindari penghitungan jalur yang tidak diperlukan.,DUAL juga membuat route
back –up(jalur cadangan) yang disebut fesible successor.
4.
Potocol-dependent
modules bertanggung jawab pada layer
network yang memerlukan protocol khusus. Misalnya IP-EIGRP module yang
bertanggung jawab untuk mengirim dan menerima packet EIGRP yang telah
dienkapsulasi di dalam protocol IP. IP-EIGRP juga bertanggung jawab untuk menguraikan
packet EIGRP dan memberitahukan pada DUAL tentang informasi yang baru saja diterima.
Kelebihan
- Melakukan konvergensi secara
tepat ketika menghindari loop.
- Memerlukan lebih sedikit memori
dan proses.
- Memerlukan fitur loopavoidance.
- EIGRP mendukung multiprotocol.
- EIGRP meningkatkan fitur
konvergensi dan efesien pengopersaian sinyal.
- IGRP dan EIGRP saling
kompatibel memberikan interoperability tanpa batas dengan router IGRP.
Kekurangan
- Hanya untuk Router Cisco.
- EIGRP mempunyai maximum hop
count terbatas sampai 224.
Border
Gateway Protocol (BGP)
Border
Gateway Protocol atau yang sering disingkat BGP merupakan salah satu jenis
routing protocol yang ada di dunia komunikasi data. Sebagai sebuah routing
protocol, BGP memiliki kemampuan melakukan pengumpulan rute, pertukaran rute
dan menentukan rute terbaik menuju ke sebuah lokasi dalam jaringan. Routing
protocol harus dilengkapi dengan algoritma yang pintar dalam mencari jalan
terbaik. Namun yang membedakan BGP dengan routing protocol lain seperti
misalnya OSPF dan IS-IS adalah BGP salah satu yang termasuk dalam kategori
routing protocol jenis Exterior Gateway Protocol (EGP).
Protocol
ini yang menjadi backbone dari jaringan internet dunia. BGP adalah protokol
routing inti dari internet yg digunakan untuk melakukan pertukaran informasi
routing antar jaringan. BGP dijelaskan dalam RFC 4271. RFC 4276 menjelaskan
implementasi report pada BGP-4, RFC 4277 menjelaskan hasil ujicoba penggunaan
BGP-4. Ia bekerja dengan cara memetakan sebuah tabel IP network yang menunjuk
ke jaringan yg dapat dicapai antar Autonomous System (AS). Hal ini digambarkan
sebagai sebuah protokol path vector. BGP tidak menggunakan metrik IGP (Interior
Gateway Protocol) tradisional, tapi membuat routing decision berdasarkan path,
network policies, dan atau ruleset. dari Januari 2006 hingga saat ini BGP versi
4 masih digunakan. BGP mendukung Class Inter-Domain Routing dan menggunakan
route aggregation untuk mengurangi ukuran tabel routing. sejak tahun 1994,
BGP-4 telah digunakan di internet. semua versi dibawahnya sudah tidak
digunakan. BGP diciptakan untuk menggantikan protokol routing EGP yang
mengijinkan routing secara tersebar sehingga tidak harus mengacu pada satu
jaringan backbone saja.
Multi
Protocol Label Switching (MPLS) adalah jaringan (network) yang didefinisikan
oleh IETF untuk memadukan mekanisme label swapping di layer dua dengan routing
di layer tiga untuk mempercepat pengiriman paket. Arsitektur MPLS dirancang
guna memenuhi karakteristik-karakteristik wajib dari sebuah jaringan kelas
carrier (pembawa) berskala besar.[IETF]
Multiprotocol
Label Switching (MPLS) merupakan sebuah teknik yang menggabungkan kemampuan
manajemen switching yang ada dalam teknologi ATM dan fleksibilitas network
layer yang dimiliki teknologi IP. Konsep utama MPLS ialah teknik peletakan
label dalam setiap paket yang dikirim melalui jaringan ini. MPLS bekerja dengan
cara memberi label untuk paket-paket data, untuk menentukan rute dan prioritas
pengiriman paket tersebut. Label tersebut akan memuat informasi penting yang
berhubungan dengan informasi routing suatu paket, diantaranya berisi tujuan
paket serta prioritas paket mana yang harus dikirimkan terlebih dahulu.
Teknik
ini biasa disebut dengan label switching. Dengan informasi label switching yang
didapat dari router network layer, setiap paket hanya dianalisa sekali di dalam
router dimana paket tersebut masuk dalam jaringan untuk pertama kali. Router
tersebut berada di tepi dan dalam jaringan MPLS yang biasa disebut label
switching router (LSR).
Network
MPLS terdiri atas sirkit yang disebut label-switched path (LSP), yang
menghubungkan titik-titik yang disebut label-switched router (LSR). LSR pertama
dan terakhir disebut ingress dan egress. Setiap LSP dikaitkan dengan sebuah
forwarding equivalence class (FEC), yang merupakan kumpulan paket yang menerima
perlakukan forwarding yang sama di sebuah LSR. FEC diidentifikasikan dengan
pemasangan label.
Untuk
membentuk LSP, diperlukan suatu protokol persinyalan. Protokol ini menentukan
forwarding berdasarkan label pada paket. Label yang pendek dan berukuran tetap
mempercepat proses forwarding dan mempertinggi fleksibilitas pemilihan path.
Hasilnya adalah network datagram yang bersifat lebih connection-oriented.
Penggunaan
label swapping ini memiliki banyak keuntungan. Ia bisa memisahkan masalah
routing dari masukan forwarding. Routing merupakan masalah jaringan global yang
membutuhkan kerjasama dari semua router sebagai partisipan. Sedang forwarding
(pengiriman) merupakan masalah setempat. Router switch mengambil keputusannya
sendiri tentang jalur mana yang akan diambil. MPLS juga memiliki kelebihan yang
mampu memperkenalkan kembali connection stak ke dalam dataflow IP.
Algoritma
Multi Protocol Label Switching (MPLS)adalah suatu metode forwarding paket yang
melalui suatu jaringan dengan menggunakan informasi label yang dilekatkan pada
paket IP. Dan merupakan perkembangan terbaru dari multilayer switch yang
diusahakan oleh IETF (InternetEngineering Task Force). Hal ini dilakukan agar
terdapat standar untuk multilayer switch dan mendukung interoperabilitas.
Disebut multiprotokol karena tekniknya dapat diterapkan pada semua protokol
layer jaringan. Dasar teknologi label switching mampu meningkatkan performansi
routing,memperbaiki jangkauan layer jaringan, dan menyediakan fleksibilitas
yang lebih besar dalam pengiriman pelayanan routing. MPLS menerapkan komponen
control yang mirip dengan multilayer switch. Untuk mendukung interoperabilitas,
MPLS mendefinisikan pensinyalan IP dan protokol distribusi label yang baru.
Sedangkan komponen forwardingnya berdasarkan algoritma label swapping.
BGP
memiliki sifat-sifat yang terkait yang digunakan untuk menentukan rute terbaik
menuju suatu tujuan bila beberapa jalur, untuk tujuan tertentu. Sifat-sifat ini
disebut sebagai atribut BGP, dan pemahaman tentang bagaimana pengaruh atribut
BGP pilihan rute diperlukan untuk desain jaringan yang kuat. Bagian ini
menjelaskan tentang atribut BGP dalam proses seleksi rute:
· Weight
· Local
preference
· Multi-exit
discriminator
· Origin
Attribute
· AS_path
· Next
hop
Weight
Attribute
Weight
adalah atribut yang didefinisikan oleh Cisco dari lokal ke router. Weight
Attribute tidak ditujukan ke neighboring routers. Jika router menuju
ke lebih dari satu rute ke tujuan yang sama, rute dengan berat tertinggi akan
lebih disukai. Dalam Gambar 39-2, Router A adalah menerima advertisement
untuk jaringan 172.16.1.0 dari router B dan C. Ketika router A menerima
advertisement dari Router B, weight yang terkait di set menjadi
50. Ketika router A menerima iklan dari Router C, weight yang terkait di
set menjadi 100. Kedua jalur untuk jaringan 172.16.1.0 akan ada di
tabel routing BGP, dengan bobot masing-masing. Rute dengan weight
tertinggi akan dipasang di IP tabel routing.
Local
preference
Atribut
local preference ini digunakan untuk memilih titik exit dari sistem
autonom (AS) lokal. Tidak seperti weight atribut, atribut local
preference disebarkan di seluruh local AS. Jika ada beberapa titik
exit dari AS, atribut local preference digunakan untuk memilih titik exit
rute tertentu. Dalam Gambar 39-3, AS 100 adalah menerima dua iklan untuk
jaringan 172.16.1.0 dari AS 200. Ketika router A menerima iklan untuk
jaringan 172.16.1.0, local preference yang sesuai diatur 50. Ketika
Router B menerima iklan untuk jaringan 172.16.1.0, local preference yang
sesuai diatur 100. Nilai-nilai local preference ini akan
dipertukarkan antara router A dan B. Karena Router B mempunyai preferensi lokal
yang lebih tinggi daripada Router A, Router B akan digunakan sebagai titik
keluar dari AS 100 untuk mencapai jaringan 172.16.1.0 di AS 200.
Multi-exit
discriminator
Multi-exit
discriminator(MED) atau atribut metrik digunakan sebagai saran untuk
eksternal AS yang berkaitan dengan rute yang terpilih menuju AS yang
mengiklankan metrik.
Istilah saran ini
digunakan karena AS eksternal yang menerima MED mungkin menggunakan atribut BGP
lain untuk seleksi rute. Dalam Gambar 39-4, Router C mengiklankan rute
172.16.1.0 dengan metrik 10, sementara Rute D mengiklankan 172.16.1.0 dengan
metrik 5. Nilai metrik yang lebih rendah lebih disukai, sehingga AS
100 akan memilih rute ke Router D untuk jaringan 172.16.1.0 di AS
200. Meds diiklankan di seluruh lokal AS.
Origin
Attribute
Origin
Attribute menunjukkan bagaimana BGP belajar tentang rute tertentu. Origin
attribute dapat memiliki salah satu dari tiga kemungkinan nilai:
· IGP-Rute yang merupakan interior ke originating AS. Nilai ini mengatur kapan perintah konfigurasi router jaringan digunakan untuk menginject rute ke BGP.
· EGP-Rute yang dipelajari melalui Exterior Border Gateway Protocol (EBGP).
· Tidak lengkap-Asal dari rute yang tidak diketahui atau dipelajari di beberapa cara lain. Sebuah asal yang tidak lengkap terjadi ketika rute didistribusikan ke BGP.
· IGP-Rute yang merupakan interior ke originating AS. Nilai ini mengatur kapan perintah konfigurasi router jaringan digunakan untuk menginject rute ke BGP.
· EGP-Rute yang dipelajari melalui Exterior Border Gateway Protocol (EBGP).
· Tidak lengkap-Asal dari rute yang tidak diketahui atau dipelajari di beberapa cara lain. Sebuah asal yang tidak lengkap terjadi ketika rute didistribusikan ke BGP.
AS_path
Attribute
Ketika
sebuah iklan rute melewati sistem autonom, maka nomor AS akan ditambahkan ke
daftar terurut sebagai nomor AS yang iklan rute nya telah dilewati. Gambar
dibawah ini menunjukkan situasi di mana rute melewati tiga sistem otonom.
AS
1 berasal dari rute 172.16.1.0 dan mengiklankan rute ini kepada AS 2 dan AS 3,
dengan atribut AS_path sama dengan (1). AS 3 akan mengiklankan kembali ke
AS 1 dengan AS-path atribut (3,1), dan AS 2 akan mengiklankan kembali ke AS 1
dengan AS-path atribut (2,1). AS 1 akan menolak rute ini ketika nomor AS
sendiri terdeteksi di rute iklan. Ini adalah mekanisme yang digunakan
untuk mendeteksi BGP routing loop. AS 2 dan AS 3 menyebarkan rute satu
sama lain dengan nomor ASnya ditambahkan ke AS_path atribut. Rute tersebut
tidak akan diinstal dalam tabel routing IP karena AS 2 dan AS 3 mempelajari
rute 172.16.1.0 dari AS 1 dengan daftar AS_path yang lebih singkat.
Next-Hop
Atribut
Next-Hop
Atribut EBGP adalah alamat IP yang digunakan untuk mencapai router
iklan. Untuk EBGP peers, next-hop address adalah alamat IP dari
hubungan antar peers. Untuk IBGP, next-hop address dilakukan ke lokal
AS.
BGP
Path Selection
BGP
mungkin menerima beberapa iklan untuk rute yang sama dari beberapa
sumber. BGP memilih hanya satu jalur sebagai jalan terbaik. Ketika jalan
dipilih, BGP menempatkan jalan yang dipilih dalam tabel routing IP dan
menyebarkan path ke tetangga-tetangganya. BGP menggunakan kriteria
berikut, dalam urutan yang disajikan, untuk memilih jalan tujuan:
· Jika
path menetapkan hop berikutnya tidak dapat diakses, maka drop update.
· Pilih
path dengan weight terbesar.
· Jika
bobot sama, pilih jalan dengan local preference terbesar.
· Jika
preferensi lokal adalah sama, pilih path dimana BGP berasal berjalan pada
router ini.
· Jika
tidak ada rute asal, pilih rute terpendek yang memiliki AS_path.
· Jika
semua jalan AS_path yang sama panjang, pilih path dengan jenis asal terendah
(di mana IGP lebih rendah daripada EGP, dan EGP lebih rendah daripada yang
tidak lengkap).
· Jika
kode asal yang sama, pilih path dengan atribut MED yang paling rendah.
· Jika
jalur MED yang sama, pilih path eksternal melalui path internal.
· Jika
jalan masih sama, pilih jalan melalui IGP tetangga terdekat.
· Pilih
jalan dengan alamat IP yang paling rendah, seperti yang ditentukan oleh BGP
router ID.
Beberapa
versi BGP
BGP
versi 1
· Ukuran
message 8 – 1024 byte.
· Terdapat
8 bit field Direction yang menandkan arah yang diambil oleh informasi routing.
· Lima
kemungkinan field Direction: Up, Down, Horizontal, EGP-derived information,
Incomplete
BGP
versi 2
· Ukuran
message 19 – 4096 byte.
· Menghilangkan
konsep up, down, dan horizontal di antara AS-AS
· Menambahkan
konsep path-attribute.
BGP
versi 3
· Ukuran
message 19 – 4096 byte
· Mengklarifikasi
prosedur pendistribusian rute-rute BGP di antara speaker-speaker dalam sebuah
AS.
· Meningkatkan
restriksi terhadap penggunaan path attribute Next-hop
BGP
versi 4
· Ukuran
message 19 – 4096 byte.
· Path
atribute AS telah dimodifikasi sehingga set AS-AS dapat digambarkan sebagaimana
AS individual.
· Inter-AS
Metric path attribute telah didefinisikan ulang sebagai Multi-Exit
Discriminator path attribute.
· Local
preference path attribute ditambahkan.
· Aggregator
path attribute ditambahkan.
· Dukungan
untuk CIDR (Classless Inter Domain Routing)
Kegunaan BGP :
BGP
merupakan satu-satunya routing protocol yang dapat digunakan untuk
menghubungkan dua organisasi besar yang berbeda kepentingan. Meskipun routing
protocol jenis EGP bukan hanya BGP, namun tampaknya BGP sudah menjadi standar
internasional untuk keperluan ini. Hal ini dikarenakan BGP memiliki fitur-fitur
yang luar biasa banyak dan fleksibel. Mulai dari pengaturan frekuensi routing
update, sistem pembangunan hubungan dengan AS tetangga, system hello,
policy-policy penyebaran informasi routing, dan banyak lagi fitur lain yang
dapat Anda modifikasi dan utak-atik sendiri sesuai dengan selera. Maka dari itu
BGP merupakan routing protocol yang dapat dikontrol sebebas-bebasnya oleh
pengguna. Dengan demikian, banyak sekali kebutuhan yang dapat terpenuhi dengan
menggunakan BGP. BGP juga sangat tepat jika sebuah perusahaan memiliki jalur
menuju internet yang berjumlah lebih dari satu. Kondisi jaringan dimana
memiliki jalur keluar lebih dari satu buah ini sering disebut dengan istilah
multihoming.
Jaringan
multihoming pada umumnya adalah jaringan berskala sedang sampai besar seperti
misalnya ISP, bank, perusahaan minyak multinasional, dan banyak lagi. Biasanya
jaringan ini memiliki blok IP dan nomor AS sendiri. Peranan BGP dalam jaringan
multihoming ini sangat besar. Pertama, BGP akan berperan sebagai routing
protocol yang melakukan pertukaran routing dengan ISP atau NAP yang berada di
atas jaringan ini. Kedua, BGP dengan dipadukan oleh pengaturan policy-policynya
yang sangat fleksibel dapat membuat sistem load balancing traffic yang keluar
masuk. Bagaimana membuat sistem load balancing dengan menggunakan BGP. Selain
itu, BGP juga merupakan routing protocol yang sangat reliable kerjanya. Hal ini
dikarenakan BGP menggunakan protocol TCP untuk berkomunikasi dengan tetangganya
dalam melakukan pertukaran informasi. TCP merupakan protocol yang menganut
sistem reliable service, di mana setiap sesi komunikasi yang dibangun
berdasarkan protocol ini harus dipastikan sampai tidaknya.
Pemastian
ini dilakukan menggunakan sistem acknowledge terhadap setiap sesi komunikasi
yang terjadi. Dengan demikian, hampir tidak ada informasi routing dari BGP yang
tidak sampai ke perangkat tujuannya. Routing protocol BGP yang sekarang banyak
digunakan adalah BGP versi 4 atau lebih sering disingkat sebagai BGP-4.
Karakterisitik BGP :
Kecanggihan
dan kerumitan BGP sebenarnya dapat diperjelas intinya dengan beberapa
karakteristik kunci. Berikut ini adalah karakteristik routing protocol BGP yang
menandakan ciri khasnya:
1. BGP
adalah Path Vector routing protocol yang dalam proses menentukan rute-rute
terbaiknya selalu mengacu kepada path yang terbaik dan terpilih yang didapatnya
dari router BGP yang lainnya.
2. Routing
table akan dikirim secara penuh pada awal dari sesi BGP, update selanjutnya
hanya bersifat incremental atau menambahi dan mengurangi routing yang sudah ada
saja.
3. Router
BGP membangun dan menjaga koneksi antar-peer menggunakan port TCP nomor 179.
4. Koneksi
antar-peer dijaga dengan menggunakan sinyal keep-alive secara periodik.
5. Kegagalan
menemukan sinyal keep-alive, routing update, atau sinyal-sinyal notifikasi
lainnya pada sebuah router BGP dapat memicu perubahan status BGP peer dengan
router lain, sehingga mungkin saja akan memicu update-update baru ke router
yang lain.
6. Metrik
yang digunakan BGP untuk menentukan rute terbaik sangat kompleks dan dapat
dimodifikasi dengan sangat fleksibel. Ini merupakan sumber kekuatan BGP yang
sebenarnya. Metrik-metrik tersebut sering disebut dengan istilah attribute.
7. Penggunaan
sistem pengalamatan hirarki dan kemampuannya untuk melakukan manipulasi aliran
traffic membuat routing protocol BGP sangat skalable untuk perkembangan
jaringan dimasa mendatang.
8. BGP
memiliki routing table sendiri yang biasanya memuat informasi prefix-prefix
routing yang diterimanya dari router BGP lain. Prefix-prefix ini juga disertai
dengan informasi atributnya yang dicantumkan secara spesifik di dalamnya.
9. BGP
memungkinkan memanipulasi traffic menggunakan attribute-attributenya yang cukup
banyak. Attribute ini memiliki tingkat prioritas untuk dijadikan sebagai acuan.