Monday, November 14, 2016

Hari Pahlawan

Hari Pahlawan

Hari Pahlawan atau Hari Pahlawan Nasional dapat merujuk pada sejumlah peringatan hari pahlawan nasional di berbagai negara. Hari Pahlawan sering diselenggarakan pada hari kelahiran pahlawan nasional maupun peringatan peristiwa yang mengantarkan mereka jadi pahlawan.
Hanya bangsa yang menghargai jasa para pahlawannyalah yang dapat menjadi bangsa besar. Pertempuran 10 November 1945 di Surabaya merupakan rangkaian perjuangan panjang dan heroik. Karena memerlukan pengorbanan luar biasa dari para pejuang. Baik jiwa, raga maupun harta benda dalam merebut dan mempertahankan Republik Indonesia. Peristiwa itu kita kenal sebagai Hari Pahlawan, dan diperingati setiap tahunnya untuk menumbuhkembangkan nilai-nilai kepahlawanan sebagai modal sosial dalam mengimplementasikan, mendayagunakan, dan mengatasi berbagai masalah bangsa. Seperti, kemiskinan, pengangguran, keterlantaran, ketunaan sosial, korban bencana dan masalah sosial lainnya.

Semangat kepahlawanan yang telah ditunjukkan para pahlawan/pejuang dalam pertempuran 10 November 1945 tersebut, hendaknya dapat kita hayati, menjadi inspirasi, serta sumber motivasi dalam mengisi kemerdekaan dengan berbagai program pembangunan guna mewujudkan cita-cita kemerdekaan RI.

Demikian dikatakan Menteri Sosial Dr Salim Segaf Al Jufri MA dalam amanatnya yang dibacakan Kasdam I/BB Brigjen TNI I Gede Sumertha KY PSC M.Sc selaku Irup bendera memperingati Hari Pahlawan 10 November 2011 di Lapangan Makodam I/BB Jalan Gatot Subroto Km 7,5 Medan, Kamis (10/11). Ditambahkan Kasdam I/BB, dengan semangat kepahlawanan kita harus bangun karakter bangsa. Menjadikan momen peringatan ini untuk terus melestarikan dan mendayagunakan sikap dan perilaku para pahlawan kusuma bangsa. Mengedepankan upaya untuk menumbuhkembangkan nilai-nilai kepahlawanan kepada masyarakat, khususnya generasi muda.

Pepatah mengatakan bahwa bangsa yang besar adalah bangsa yag menghargai jasa para pahlawannya. Banyak sekali cara yang dapat dilakukan sebagai bentuk manifestasi penghargaan pada para pahlawan dalam menghargai perjuangannya dan meneruskan cita-citanya yang luhur dan mulia. Salah satunya adalah setiap tanggal 10 November bangsa Indonesia merayakan Hari Pahlawan.
“Pada waktu itu perlawanan Bung Tomo di Surabaya pada 10 November 2011 memang menjadi pertimbangan penetapan Hari Pahlawan, momentumnya terjadi di Surabaya. Tapi tidak harus di Surabaya,”

Hari Pahlawan adalah salah satu upaya membangkitkan satu semangat bagi bangsa Indonesia sehingga acara puncak tidak bisa dilakukan hanya di satu tempat saja. Hal itu karena banyak peristiwa sejarah di daerah-daerah Indonesia lainnya. Sebelumnya, Gubernur Jawa Timur Soekarwo mengusulkan kepada Pemerintah Pusat untuk menjadikan kota Surabaya sebagai lokasi puncak peringatan Hari Pahlawan.

Gubernur, seusai upacara peringatan Hari Pahlawan di Tugu Pahlawan 10 November kemarin mengatakan Surabaya tidak bisa dilepaskan dari pertempuran 10 November 1945 antara para pejuang dengan tentara NICA dan sekutu. Sekira 160 ribu pejuang gugur dalam pertempuran dahsyat tersebut.

Semangat Kepahlawanan yang ditunjukkan para Pahlawan/Pejuang dalam pertempuran 10 November, hendaknya dapat kita hayati dan menjadi inspirasi serta sumber motivasi dalam mengisi kemerdekaan dengan berbagai program pembangunan untuk mewujudkan cita-cita kemerdekaan Republik Indonesia. Selain itu, Peringatan Hari Pahlawan Tahun 2011 yang mengangkat tema "Dengan Semangat Kepahlawanan Kita Bangun Karakter Bangsa", kiranya juga dapat menjadi momentum untuk terus melestarikan dan mendayagunakan sikap dan perilaku para Pahlawan Kusuma Bangsa seperti rela berkorban, pantang menyerah, percaya pada kemampuan diri sendiri, tanpa pamrih, dengan dilandasi kesetiakawanan sosial yang tinggi yang pada dasarnya merupakan nilai budaya bangsa untuk membangun karakter bangsa berdasarkan Pancasila dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Melalui momentum Peringatan Hari Pahlawan, diharapkan dapat terbangun karakter bangsa yang kuat dankokoh untuk dapat dijadikan sebagai energi penggerak kemajuan bangsa, sehingga bangsa Indonesia tidak akan terombang-ambing dan kehilangan arah di tengah derasnya arus globalisasi serta dapat menghadapi segala tantangan, baik yang berasal dari dalam maupun dari luar.

Untuk itu marilah kita gelorakan Semangat Kepahlawanan dengan dilandasi Nilai-nilai Kesetiakawanan Sosial yang tinggi serta kita rapatkan barisan membangun negeri untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat sehingga bangsa Indonesia dapat menjadi bangsa bermartabat yang dapat berdiri sejajar dengan negara lain di dunia serta keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia dapat terus terjaga.

Sejarah Hari Pahlawan

Peringatan Hari Pahlawan ditetapkan karena adanya suatu peristiwa besar yang berlangsung di kota Surabaya, yang hingga saat ini kota tersebut juga sering disebut sebagai kota Pahlawan. Peristiwa tersebut ditandai dengan adanya konfrontasi di kota Surabaya yang melibatkan warga Surabaya dan pasukan dari NICA (Pemerintahan Sipil Hindia Belanda). Karena adanya peristiwa tersebut, Sumarsono yang merupakan mantan dari gerakan PRI (Pemuda Republik Indonesia) yang juga turut andil dalam peristiwa tersebut mengusulkan kepada Presiden Soekarno pada waktu itu untuk menjadikan 10 November sebagai hari untuk memperingati Hari Pahlawan.

Peristiwa peperangan berlangsung di kota Pahlawan, Surabaya tersebut menjadi legitimasi peran prajurit dalam usaha memperjuangkan kemerdekaan Indonesia yang sudah dideklarasikan pada 17 Agustus 1945. Perjuangan rakyat Surabaya dan juga sukarelawan yang membantu dalam menghadapi agresi militer saat itu menjadikan suatu nilai kepahlawanan yang dinilai cukup untuk menjadikan 10 November sebagai hari untuk memperingati Hari Pahlawan.

Peristiwa ini ditandai dengan insiden yang terjadi di Hotel Yamato Surabaya yang pada saat itu hotel tersebut bernama Hotel Oranje. Setelah ditetapkannya kemerdekaan Indonesia dari kubu Jepang, pemerintah Indonesia saat itu mengeluarkan maklumat yang mengatakan bahwa bendera Sang Saka Merah Putih agar terus dikibarkan ke seluruh wilayah Indonesia, termasuk Surabaya. Namun pada 18 September 1945 sekelompok masyarakat Belanda yang dipimpin oleh Mr. Ploegman mengibarkan bendera Belanda tanpa persetujuan dari Pemerintah Indonesia Daerah Surabaya, hal ini tentu saja menyulut amarah warga Surabaya yang menganggap apa yang dilakukan oleh Ploegman merupakan penghinaan terhadap kemerdekaan Indonesia yang sudah diproklamirkan pada 17 Agustus 1945.

Mr. Ploegman yang menolak untuk menurunkan bendera Belanda dari Hotel Yamato membuat geram banyak rakyat Surabaya. Setelah diadakannya perundingan yang mengakibatkan tewasnya Mr. Ploegman, kemudian terjadilah baku tembak antara masyarakat Indonesia dengan tentara Inggris yang berlangsung pada 27 Oktober 1945. Peperangan yang melibatkan masyarakat Indonesia dengan tentara Inggris tersebut terus berlangsung hari demi hari sampai ditandatanganinya gencatan senjata antara kedua belah pihak pada 29 Oktober 1945, keadaan sempat mereda. Namun beberapa bentrokan masih terjadi di beberapa tempat, puncaknya adalah pada saat pimpinan tentara Inggris Brigjen Mallaby tewas terbunuh. Brigjen Mallaby tewas karena serangan yang dilakukan terhadap mobil yang dikendarainya, ledakan terhadap mobilnya tersebut mengakibatkan jenazah Mallaby sulit dikenali.

Puncaknya terjadi pada tanggal 10 November 1945, ketika Mayjen Robert Mansergh selaku pengganti Brigjen Mallaby mengeluarkan ultimatum terhadap semua masyarakat Indonesia yang bersenjata termasuk pimpinan perang dari Indonesia. Ultimatum tersebut dianggap sebagai hinaan kepada Republik Indonesia dengan alasan bahwa Indonesia sudah merdeka dan tidak ada hak bagi pemerintahan Belanda untuk mengambil kembali kemerdekaan Republik Indonesia. Kemudian, tentara Inggirs melakukan serangan besar-besaran dengan melakukan pengeboman ke gedung-gedung. Awalnya tentara Inggris menduga bahwa serangan yang dilakukan untuk merebut kota Surabaya dapat dilakukan hanya dengan tiga hari saja, namun Sutomo yang biasa dikenal dengan Bung Tomo memberikan pengaruh besar terhadap pemuda-pemuda Surabaya sehingga serangan Inggris tersebut berlangsung sampai dengan tiga minggu sampai pada akhirnya seluruh kota Surabaya jatuh ke tangan Inggris. Setidaknya 6,000-16,000 pejuang dari pihak Indonesia tewas dan sekitar 200,000 rakyat sipil mengungsi dari Surabaya. Pertempuran di Surabaya ini menginspirasi masyarakat Indonesia lainnya untuk memperjuangkan kemerdekaan Republik Indonesia dan mengusir penjajah. Banyaknya rakyat Indonesia terutama pemuda yang tewas pada peristiwa ini menjadikan tanggal 10 November sebagai peringatan hari pahlawan untuk selalu mengenang jasa-jasa para pahlawan.

Makna Hari Pahlawan

“Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai dan menghormati jasa-jasa pahlawannya” merupakan ungkapan populer di Indonesia, seperti kata Bung Karno juga yang mengatakan “Jangan Sekali-kali Melupakan Sejarah” atau yang disingkat “Jasmerah” olehnya. Ungkapan-ungkapan tersebut mengingatkan kepada masyarakat Indonesia modern untuk selalu mengingat jasa-jasa pahlawan dan memahami makna Hari Pahlawan, apabila bangsa tidak memiliki pahlawan sama saja bangsa tersebut tidak memiliki hal yang dapat dibanggakan, sehingga makna Hari Pahlawan itu sendiri tidak akan ada. Oleh karena itu, setiap tanggal 10 November ditetapkan oleh pemerintah sebagai peringatan untuk memperingati Hari Pahlawan.

Pejuang Indonesia yang bertempur hebat untuk memerdekakan Republik Indonesia menjadikan salah satu alasan mengapa 10 November diperingati sebagai Hari Pahlawan. Pada saat itu, para pahlawan Indonesia hanya bersenjatakan bambu runcing dan senjata-senjata yang dilucuti dari tentara Jepang, namun para pahlawan Indonesia tersebut mampu menahan gempuran tentara Inggris yang ada di Surabaya selama 3 minggu. Senjata yang dimiliki Indonesia sangatlah minim, akan tetapi, perjuangan yang dilakukan oleh para pahlawan Indonesia sangatlah besar. Bung Tomo merupakan tokoh terkenal dalam pertempuran Surabaya tersebut, Bung Tomo lah yang dengan gagah berani mengobarkan semangat para pemuda di Surabaya untuk ikut andil dalam pertempuran Surabaya.

Sumber:

https://jurnal.pasarpolis.com/2016/11/03/memperingati-hari-pahlawan-kenali-makna-dan-sejarahnya/
http://mellyana2012.blogspot.co.id/2012/10/artikel-hari-pahlawan.html

0 comments:

 
Blogger design by suckmylolly.com